Halo walkers,
Sejak semalam
sampai hari ini aku melanjutkan membaca buku Catatan Seorang Demonstran,
membaca jejak kehidupan seorang Soe Hok Gie. Pada masa sekitar tahun 1962, saat
dia berumur 20 tahun, dia sudah menjadi orang yang berbeda dari pemuda pemuda
sebayanya. Di usia segitu, pemikirannya sangat berbeda dengan teman teman di
sekitarnya. Dalam usianya yang masih sangat muda itu, dia sudah menunjukkan
kegigighannya dalam mempertahankan pendapatnya. Mungkin, bila Gie hidup pada
tahun tahun belakangan ini, dia berhak bergelar anak indigo (sebuah fenomena
pseudoscience yang begitu ambigu) dan membuat orang tuanya bangga akan sebutan
itu.
Pada bagian
bagian ini aku juga sempat bertanya tanya, apa sebenarnya rahasia Tuhan
sehingga memanggil sosok seperti Gie dalam usia yang masih sangat muda, 27
tahun. Apakah Tuhan beranggapan ini adalah cara dan jalan yang terbaik? Mungkin
yang terbaik bukan cuma buat Gie secara pribadi saja, tapi untuk seluruh bangsa
ini. Mungkin Tuhan tidak ingin suatu saat akan ada hambanya yang menghujatnya
karena membiarkan Gie hidup lama. Maka itu juga mungkin, Tuhan telah mengizinkan
catatan harian Gie untuk dibaca begitu banyak orang, begitu di cari cari, hanya
untuk memberikan alasan kepada kita mengapa Tuhan memanggilnya cepat cepat. Dia,
seorang yang terlalu berpotensi untuk menumbuhkan pro dan kontra, tapi mungkin,
sekali lagi mungkin bukan pemberi solusi yang baik. Semua tentang Gie sampai
detik ini adalah kemungkinan dalam otakku. Bukan hanya satu kemungkinan, tapi
begitu banyak kemungkinan.
Sebenarnya buku
yang ada padaku saat ini adalah milik seorang teman yang merelakan aku bawa
bukunya ke kontrakan. Begitu inginnya aku untuk memiliki buku ini sampai sampai tadi siang aku keluyuran di
Kampung Ilmu jalan Semarang untuk memburu buku ini. Tapi hasilnya nihil. Jawaban
paling mendekati yang aku dapat dari pemilik lapak disana adalah “itu memang
buku yang di cari cari mas, banyak yang cari, tapi stok kosong.” Oh ya
sudahlah, aku berlalu dari sana tanpa mendapatkan buku yang aku inginkan. Sebagai
gantinya, aku membawa pulang dua buku karya A. Fuadi : Negeri 5 Menara dan
Ranah 3 Warna. Lumayan. Ya, walau tidak serta merta menghapus rasa inginku
untuk memiliki buku Catatan Seorang Demonstran. Aku tetap ingin punya, satu
saja. Jadi kalau ada walkers yang ingin membantuku untuk mendapatkan buku yang
satu ini, aku akan berterimakasih sekali. Apa lagi kalau aku di kasi gratisan…
<smile>
Walkers,
Semalam di
tengah asik membaca buku Soe Hok Gie, sebuah pesan pendek masuk di hapeku. Dari
Rizal. Dia ada di Ampel dan menanyakan apakah aku bisa menemaninya di sana. Tentu
saja aku jawab aku bisa dan akan segera meluncur ke sana.
Ampel memang
salah satu tempat favoritku. Salah satu tempat yang bisa membuatku tenang dan
banyak berfikir, juga tempatku bertemu
dengan begitu banyak macam manusia. Di sana, aku bisa duduk berjam jam untuk
merenung, berfikir dengan caraku sendiri. Membiarkan segala imaji yang ada
dalam otakku ini untuk mencari jalannya sendiri. Di Ampel, segala imaji itu
seraca lancar keluar, berkutat dan mencari jalannya sendiri pada semua simpulan
simpulan yang aku buat sendiri.
Otakku ini
seperti otak yang tak pernah tidur, otak yang selalu berputar dan berbicara
pada dirinya sendiri setiap saat. Setiap apa yang aku lihat, bisa menjadi suatu
bahan untuk aku pikirkan, menjadi sebuah bahan untuk wacana yang entah kepada
siapa aku bisa membicarakannya. Aku ingin punya teman untuk berbagi, tentang
jalan pikiran yang kusut ini, tentang segala yang aku rasakan dan segala yang
aku lihat, apa yang manjadi kontroversi dalam otakku dan segala pendapat
pendapat pribadiku. Tapi kepada siapa? Aku tak tahu.
halooo...halooo... duh, mas rido? kemana ajah?? koq baru bacaaaa??? ekkekekekkk..
BalasHapusiyah, memg susah nemu buku gie. sya sja mpe skrg dah 7 tahun hunting buku gie yg org2 di persimpangan kiri jalan, masih belum nemu2 juga. ckckkckckk..
i'm gie lover. need discusion?? hubungi saya pak boz. hehehheh...
sebnarnya sudah dari dulu aku pengen baca buku ini, termasuk catatan harian dari anne frank, tapi baru sekarang sempatnya.... :)
Hapusnyepam dulu tentang gie. hehehhe
BalasHapushttp://bumiaccilong.blogspot.com/search/label/Gie%20Holic
wah, ternyata banyak juga ya posting kamu tentang Gie, aku sempatin baca nanti ... :)
HapusSuka yang ini :
BalasHapusSemua tentang Gie sampai detik ini adalah kemungkinan dalam otakku. Bukan hanya satu kemungkinan, tapi begitu banyak kemungkinan.
Gie itu keren! dan ternyata mas ridwan suka Gie juga.. aku punya lho bukunya #provokator
buku orang-orang dipersimpangan kiri jalan juga punya lhoo mba accilong #pameeeer
kalo diskusi ajakin yaa ajakin
waah aku mau tuh bukunya di kirim ke sini semua ... :D
Hapussalam kenal....
BalasHapusmeski ga suka baca, tapi dikit2 ngerti
dan bacaannya berat juga. tapi kalo dipaksain baca jadi nambah ilmu juga (lho)
btw, ane hadir untuk berbagi disini :)
makasih atas kunjungannya, salam kenal juga. membaca itu mengasikkan lo, maka itu, ayo mulai gemar membaca ... :)
Hapus