Kisah yang sampai sekarang masih jadi misteri buat diri
ini Kisah yang akan mengukir sejarah dalam hidup ini
Jangan patahkan sayap sayap cintamu
Biarlah dia mengembang
Mengepak diudara yang segersang sahara
Mengalir dimana bahkan air tak mampu merayap Mesat
ngapung luhur jauh di awang2 Biarkan dia menerpa wajahmu
Bersama
pasir lembut yang diterbangkan angin sahara...
Wahai kisanak sudikan kau menjadi saksi akan
kisahku?
Saksi?
Akan kusaksikan kisahmu
Seperti aku bersumpah pada bintang
Bahwa aku melihat keling matanya diantara mereka
Berkelip indah dihati yang gersang menanti kisah
Kisah oh kisah...
Akankah dia datang merayap dalam mimpiku yang gelisah malam ini....
Kan ku genggam bintang itu kan ku berikan pada
kisah yang terpatri dalam hati ini Menyinari gelapnya akan penantian kisah ini
Hingga malam hilang
Dan sinar mentari pagi
Menjadikan wujudmu nyata
Terbaring lembut dijiwaku Jiwa jiwa yang kesepian akan kasih sayang
Berlari ke utara dan juga selatan
Wahai kisah kapankah kau datang
“Mereka merebahkanku di UKS itu
sewaktu aku sudah bisa mengendalikan tubuhku lagi. Aku capek, Rid, capek
sekali. Seperti aku sudah berlari beberapa kilo pagi itu.
Ah…, sudahlah. Kadang berat harus
mengenang semua lagi dari awal. Bisakah kita berhenti?”
“Berhenti? “ tanyaku. “ Setelah
sejauh ini?”
i-1 memandangku dalam-dalam,
seolah mencari titik keseriusan dalam diriku. Kesunyian turun, mengisi ruang
diantara kami. Desahan nafas kami tedengar jelas di udara yang kering,
sementara senja mulai turun di kaki cakrawala.
“Kalau begitu aku akan
menuliskannya sendiri.” Ujarnya. Tiba tiba dan spontan. Sekarang aku yang
memandang kedalam matanya yang cekung. “Aku serius!” katanya lagi. “Kamu boleh
mengeditnya dulu sebelum kamu posting di blogmu.”
Ada binar senang yang aku
rasakan. Harapan untuk bisa berkisah tentang dia sampai tuntas sepertinya
menemukan titik terangnya.
Namaku sebenarnya bukan nama yang
tertulis di sini. Tapi si pemilik blog ini, teman baikku, memberiku nama itu.
I-1, dibaca aiwan, bukan I satu. Nama itu dekat dengan namaku yang sebenarnya.
Nama yang aku dapat ketika dia memaksa untuk menulis kisahku ini.
Semalam tadi aku sudah berusaha
sebenarnya untuk menulis sebaik mungkin apa yang aku alami, tapi sepertinya aku
memang bukan orang yang ahli dalam bidang ini. Maka itu hari ini aku datang
pada pemilik blog ini, berbicara padanya dan memintanya mengetikkan semua kata
yang aku ucapkan. Dia lebih tahu pastinya apa yang harus dia tuliskan. Oleh
karena itu, sejak posting ini, aku menggunakan kata ‘aku’ untuk mendiskripsikan
diriku sendiri.
Walkers, siang itu aku tak
dibiarkan sendiri merenung di ruang UKS. Ada seorang guru yang menemaniku. Pak guru
ini, mengajar bahasa Indonesia. Kalau kamu pernah duduk di bangku sekolah,
pastinya kamu tahu, kalau guru yang belum sepenuhnya kita kenal, kita akan
memanggilnya bukan dengan namanya yang sebenarnya, tapi dengan nama mata
pelajaran yang dia ajarkan. Maka itu, walkers, kita sebut saja guru ini dengan
bapak bahasa Indonesia, atau pak bahasa kelas tiga, karena dia mengajar bahasa
Indonesia untuk kelas tiga.
Pak bahasa kelas tiga itu
menemaniku berbincang bincang. Cukup lama. Dia berspekulasi tentang apa yang
baru saja aku alami. Menurut beliau, yang sedikit banyak tahu tentang dunia
supranatural, apa yang aku alami baru saja itu cukup aneh. Beliau ingin
mendiskripsikan ini sebagai kesurupan, tapi janggalnya, mengapa aku bisa pulih
dengan cepat tanpa bantuan siapapun, tanpa diusir dia yang bersemayam dalam
badanku. Dalam kasus kesurupan, seharusnya mereka yang menempati diri kita,
tidak akan pergi tanpa dipaksa untuk berehenti.
Kalau ini tidak didefinisikan
sebagai kesurupan, lalu apa? Sepertinya tidak ada penjelasan logis yang bisa
menjelaskan apa yang baru saja terjadi. Pembicaraan kami berakhir saat bel
tanda pergantian pelajaran berdentang. Pak bahasa kelas tiga mengizinkan aku
untuk kembali ke dalam kelas.
Setelahnya aku mengikuti
pelajaran sebagaimana biasanya. Tak ada yang berubah. Semua berjalan seolah
hari itu tak pernah terjadi apapun. Hanya dalam pikiranku, aku belum bisa
mencerna apa yang terjadi pagi itu.
Walau begitu, kabar sudah
terlanjur menyebar. Kabar tentang aku yang kesurupan waktu itu sudah merebak ke
seluruh siswa di sekolah. Mereka yang bertemu denganku di lorong-lorong sekolah
memandangku dengan pandangan yang aneh. Beberapa malah menghindar, seolah apa
yang aku alami tadi adalah penyakit yang bisa menular memalui udara. Aku belum
bisa menerima keadaan yang berubah drastis itu. Ada penolakan yang terjadi
dalam diriku. Aku merasa sakit hati diperlakukan begitu, sebuah perasaan protes
yang tersirat pelan, tapi pada entah siapa aku bisa mengungkapkannya.
Siang saat aku sedang menunggu
Rai, teman yang selalu memberi tumpangan padaku saat pulang sekolah, pikiranku
masih belum juga bebas dari apa yang terjadi pagi itu. Dari apa yang terjadi
sepanjang pagi sampai siang itu. Rasa sakit dan belum bisa menerima keadaan ini
masih saja menggantung di dadaku. Perlahan ada marah yang tersulut. Semacam api
yang tumbuh dengan perlahan, hangat dan siap membakar.
Siang itu aku memanjatkan doa
dalam dudukku dengan sepenuh hati tanpa ada yang tahu, kecuali aku dan Dia Yang
Maha Tahu. Dalam hati yang terdalam, aku berseru,
“Tuhan, aku tak mau
ini terjadi hanya pada diriku sendiri, semua ini tak adil,
Aku mau yang lain
juga merasakan apa yang aku rasakan,
Agar mereka tak lagi
memandangku sebelah mata.”
Tak disangka, satu bulan
kemudian, doaku terkabul. Saat itu, bukan hanya aku, seisi sekolahpun menjerit
histeris!
Itu kata yang aku teriakkan saat selesai menonton film ini. Ekskul. Sebenarnya ini film lama. Diproduksi tahun 2006 dan sempat menjadi pemenang dalam piala Citra FFI. Tapi sayangnya, satu tahun kemudian, kemenangan untuk film ini dibatalkan. Sebenarnya sedih juga saat tahu film sebagus ini harus dibatalkan kemenangannya. Tapi, semua itu pasti dengan alasan yang kuat.
Terlepas dari dibatalkannya film ini sebagai pemenang piala Citra, film ini tetap keren kok. Pembatalannya itu juga bukan karena kualitas film ini yang kemudian ternyata kalah dengan film yang lain di tahun itu, tapi lebih karena pelanggaran hak cipta yang dilakukan pembuatnya.
Ekskul bercerita tentang seorang anak SMA bernama Josua (Ramon Y. Tungka) yang kerap kali menjadi korban buli teman teman SMA-nya. Proses bulying yang sering kita lihat atau dengar digambarkan dengan apik dalam film ini. Josua sempat digantung di pagar sekolah, ‘dicelupkan’ kedalam toilet sekolah, sampai dihajar trio berandal sekolah itu. Selama proses itu, tak ada satupun yang menolongnya. Hampir semua orang menertawakannya, kecuali beberapa orang teman dekatnya, dan seorang cewek yang menjadi pacar dari pimpinan trio berandal itu.
Kepala sekolah juga tidak memihak kepadanya. Begitu juga psikiater yang dipercaya untuk merawatnya. Semua bukan menjadikan Josua membaik. Bahkan keadaan semakin memburuk akibat perbautan orang tuanya sendiri. Di sekolah dia mengalami bulying, di rumah tak jauh berbeda. Ayahnya sering memperlakukannya secara kasar. Tak hanya lewat kata-kata, tapi juga melukai secara fisik. Sang ibu juga tak jauh berbeda. Ada adegan yang menunjukkkan pembelaan sang ibu kepada Josua, tapi masih saja setengah hati.
Sejak awal sampai akhir film ini bernuansa gelap dalam arti yang sebenarnya. Suting dengan pencahayaan yang minim, suasana yang menegangkan sejak awal sampai akhir dan aroma kesedihan yang mendalam yang semakin menjadikan film ini memiliki nuansa yang khas. Setiap detailnya sayang untuk dilewatkan. Banyak detail detail kecil, seperti ekspresi, gerak tubuh, tata cahaya yang selalu memperkuat setiap bagiannya. Apa lagi lagu-lagu yang menjadi soundtrack film ini. Keren abis. Tak kalah juga backsound yang mengiringinya sejak awal sampai akhir. Irama yang diputar sepanjang film ini cocok sekali dengan suasana yang sedang berjalan.
Cerita yang dikemas dengan alur maju mundur menjadikan cerita dalam film ini bertambah kuat. Alasan dan jalan cerita yang dikemas apik, menyajikan cerita yang cukup logis. Hanya saja, aku tak bisa mengerti karakter asli Josua itu seperti apa. Dikatakan dengan gamblang bahwa dia anak pendiam yang berprestasi, tapi dalam banyak adegan, Josua terlihat begitu vokal di depan guru, kepada sekolah, sang psikiater bahkan orang tuanya sendiri. Karakter seperti dia mungkin ada, tapi sampai sekarang aku belum pernah menemukan anak pendiam dengan gejolak emosi yang begitu tinggi seperti josua.
Hal yang tidak bisa aku mengerti juga adalah, dalam film ini, dikatakan bahwa pistol yang dibeli dan dibawa Josua hanya memiliki satu peluru, tapi mengapa bisa meledak dua kali. Pertama dibagian awal cerita, kedua saat diujung cerita. Terlepas dari itu, secara keseluruhan film ini layak ditonton. Untuk anak yang masih dibangku sekolah dasar mungkin perlu bimbingan dan pendampingan orang tua saat menonton film ini. Baiknya bukan efek kekerasan yang digambarkan di sana yang dijadikan acuan utamanya, tapi hal hal positif yang bisa kita ambil.
Film ini membukakan mata kita. Bahwa kekerasan tidak akan membawa perubahan yang baik. Bagaimana itu bentuknya. Setiap orang yang bertanggungjawab untuk pembentukan karakter dan masa depan seseorang, harusnya bisa menjadi bagian dari orang tersebut, bukan justru mengajarkan mereka dengan cara yang keras.
Josua ingin bunuh mami sama papi,
Tapi Josua gak ingin papi sama mami mati
Bagaimana caranya lagi Josua bisa ngungkapin isi hati tanpa harus gini terus
Papi inget waktu papi ajari Josua jadi kiper
Josua bisa nahan tiga tendangan langsung
Papi angkat Josua
Sampai semua orang dilapangan nyorakin kita
Papi inget?
Napa gak bisa seperti itu lagi, papi
…..
Makasih sudah dengerin Josua
lagu soundtrack yang juga kerena abis
Buat kalian yang suka baca, buku sejenis film ini yang bisa direkomendasikan adalah :
Insyallah dalam waktu dekat aku akan membuat reviewnya, buat yang penasaran sama Bleeding Survivor bisa ngintip disini. Atau hubungi langsung penulisnya lewat twitter @jacobjulian.
Apakah
kamu percaya kalau ALLAH itu ada lebih dekat dari urat lehermu sendiri?
Apakah
kamu percaya kalau ALLAH mengerti kamu lebih dari pada kamu mengerti dirimu
sendiri?
Apakah
kamu percaya kalau ALLAH saat ini menempatkan kamu pada posisi terbaik
menurutNya?
Kalau kamu percaya jika ALLAH itu
ada, ALLAH ada lebih dekat dari urat lehermu sendiri, dan bahkan mengerti kamu
lebih dari pada kamu mengerti dirimu sendiri, dan ALLAH yang mengerti kamu
lebih dari kamu mengerti dirimu sendiri itu sudah mengempatkan dirimu pada
tempat terbaik,
Aku pernah membaca dalam satu
artikel di internet, tapi aku lupa dimana. Ketika aku cari menggunakan beberapa
kata kunci juga belum ditemukan sejak tadi. Aku pikir biarlah.
Sebenarnya itu artikel lama yang
pernah aku baca, beberapa tahun yang lalu mungkin. Kalau kalian bertanya dan
penasaran apa yang membuat aku masih ingat apa yang dituliskan di sana walau
sudah lewat bertahun tahun lamanya, aku jawab, pasti sesuatu yang istimewa. Artikel
yang membuka pikiranku untuk berfikir berbeda. Kalau orang barat sana bilang,
pola pikirku jadi ‘up side down’. Berbolak balik.
Dalam artikel itu diceritakan ada
sepasang suami istri yang sedang menuju dokter untuk pemeriksaan rutin anak
mereka. Saat itu mereka di sebuah lift yang akan mengantarkan mereka kelantai
rumah sakit dimana dokter tersebut sedang praktik. Mereka murung dan sedih. Ada
beban berat yang menyelimuti mereka ketika memikirkan nasib anak mereka.
Secara kebetulan, di dalam lift
itu mereka juga bertemu dengan seorang pasangan muda yang membawa anak dengan
kondisi sama dengan anak mereka. Keduanya, anak anak mereka itu, tergolek lemas
di dalam kereta dorongnya masing masing. Usianya juga relatif sama. Mereka nyaris
dalam kondisi yang sama. Yang membedakan justru adalah keadaan kedua orang tua
mereka. Orang tua pertama dengan muka yang penuh beban, sedangkan yang kedua
dengan wajah yang tetap berseri. Penasaran dengan bagaimana kedua orang tua
yang kedua itu bisa tetap bahagia walaupun anak yang mereka miliki tak sempurna,
orang tua pertama bertanya pada mereka dengan canggung tentang apa yang membuat
mereka begitu besar hati menerima anak mereka yang tak sempurna itu. Jawabannya
singkat dan sungguh telak.
“Well,” jawab mereka. “Anak yang
istimewa hanya akan diberikan kepada orang tua yang istimewa. Tuhan tak pernah
salah. Semua hanya tentang bagaimana kita menanggapinya.”
Subahanallah!
Sebuah jawaban yang cerdas dan
seratus persen benar. Semua hanya tentang bagaimana kita menanggapinya. Selama ini,
kebanyakan dari mereka yang dikarunia anak dengan kebutuhan khusus banyak yang
mengeluh. Mereka sedih dan menyalahkan keadaan. Tak sedikit kisah yang
menunjukkan kalau kemudian mereka menghujat Tuhan. Ahai, manusia! Siapakah dirimu
yang berani menghujat Sang Maha Pencipta?
Manusia yang lemah bukan mahluk
yang sempurna. Tuhanlah yang sempurna. Tuhan tahu dimana batas kemampuan kita. Tuhan
tahu dimana tempat kita harusnya berhenti diberi cobaan. Saat cobaan datang
kepada kita, saat itu Tuhan juga sudah tahu kalau kita mampu untuk melewatinya.
Tinggal bagaimana kita sendiri untuk melewati ujian itu.
Walkers, ungkapan “Semua hanya tentang
bagaimana kita menanggapinya” tidak hanya bisa digunakan dalam kisah yang
pernah aku baca diatas. Sebenarnya hal itu bisa kita terapkan dalam kehidupan
sehari hari. Bahagia, duka, susah, sedih, berat, ringan, gembira, sebenarnya
adalah kondisi kejiwaan yang bisa kita atur secara sadar. Pernah bukan kita
mendengar ungkapan “berbahagialah maka hati kita akan menjadi riang, bukan
karena hati kita riang kita jadi bahagia”. Banyak ungkapan sejenis dengan
maksud yang nyaris sama. Ungkapan yang indah akan tetap menjadi ungkapan indah
yang pernah kita baca, tak akan berarti sampai kita bisa menerap maknanya dan
melaksanakannya dalam kehidupan sehari hari.
Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum
kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir"
Rasanya semua orang sudah tahu dengan lagu ini. Broken
Angel yang dibawakan dengan apik oleh Arash feat. Helena. Perpaduan iramanya
yang mantab, membawa siapapun untuk hanyut dalam lagu ini. Suara Arash dan
Helena yang begitu menggoda, membuat yang mendengarkan lagu syahdu ini terbuai
sampai ke ujung angan angan. Apa lagi bagi yang tahu lirik dan artinya. Mereka
yang masih berjiwa muda, yang didalam dirinya penuh dengan gairah ‘cinta’ pasti
akan hanyut dalam setiap baitnya. Indah sekali, perpaudan dua budaya dengan
bahasa cinta yang mengharu biru. Lengkap!
Buat yang belum tahu lirik dan terjemahannya, di
sini aku berikan contekannya.
I'm so lonely, broken angel
Aku sangat kesepian, bidadari yang terluka
I'm so lonely, listen to my heart
Aku sangat kesepian, dengarkanlah isi hatiku
Man dooset daram
Aku tlah mencintaimu
Be cheshme man gerye nade
Jangan biarkan mataku menangis
Na, nemitoonam
Tidak, aku tak mampu
Bedoone to halam bade:
Tanpamu aku gila
CHORUS
I'm so lonely, broken angel
Aku sangat kesepian, bidadari yang terluka
I'm so lonely, listen to my heart
Aku sangat kesepian, dengarkanlah hatiku
One and only, broken angel
Satu-satunya, bidadari yang terluka
Come and save me, before I fall apart
Datang dan selamatkanlah aku, sebelum aku hancur
To har jaa ke bashi kenaretam
Dimanapun kau berada, aku di sisimu
Taa aakharesh divoonatam
Hingga akhir waktu, aku tergila-gila padamu
To to nemidooni ke joonami
Kau, kau tak tahu bahwa kaulah hidupku
Bargard pisham
Kembalilah padaku
CHORUS
I'm so lonely, broken angel
Aku sangat kesepian, bidadari yang terluka
I'm so lonely, listen to my heart
Aku sangat kesepian, dengarkanlah hatiku
One and only, broken angel
Satu-satunya, bidadari yang terluka
Come and save me, before I fall apart
Datang dan selamatkanlah aku, sebelum aku hancur
La la leyli la la leyli la laaa...
CHORUS (2x)
I'm so lonely, broken angel
Aku sangat kesepian, bidadari yang terluka
I'm so lonely, listen to my heart
Aku sangat kesepian, dengarkanlah hatiku
One and only, broken angel
Satu-satunya, bidadari yang terluka
Come and save me, before I fall apart
Datang dan selamatkanlah aku, sebelum aku hancur
Makna cinta yang digambarkan
dengan sangat indah. Cinta yang mengharu biru. Apa lagi yang nonton vidoe
clipnya. Pasti makin menghayati apa yang dimaksud oleh lagu ini.
Walkers, pernahkan kita berfikir
sejenak tentang apa yang ada dibalik lirik lagu ini? Cinta bukan hal yang
dilarang dalam Islam. Islam mengajarkan cinta kepada umatnya. Tentu saja cinta
yang sesuai dengan tuntunanNya.
Lagu inipun berbicara tentang
cinta, cinta suci yang abadi. Siapa yang tak mau? Semua orang mau itu dan Islam
tidak melarangnya. Pada suatu waktu, aku juga pernah mendapat penjelasan kalau
nantinya yang menjadi bidadari untuk seorang lelaki di surga adalah istri yang
sangat dicintainya. Kalau lelaki itu punya lebih dari satu istri, maka istri
yang terakhir atau istri yang paling dicintainya yang akan mendampinginya
kelak. Entahlah, hanya Allah yang tahu tentang kebenaran rahasia ini.
Yang aku tahu, dalam Islam
keabadian dan kesucian cinta itu ada. Jadi, lirik dalam lagu ini tidak memiliki
masalah menurutku, sejauh konteksnya tentang cinta, tapi kalau dilihat pada
bagian ini :
I'm so lonely, broken angel
Aku sangat kesepian, bidadari yang terluka
I'm so lonely, listen to my heart
Aku sangat kesepian, dengarkanlah hatiku
One and only, broken angel
Satu-satunya, bidadari yang terluka
Come and save me, before I fall apart
Datang dan selamatkanlah aku, sebelum aku hancur
Saat berduka, kita diajarkan
untuk mengembalikan semuanya pada sang maha pencipta. Kita diminta untuk
mengembalikan semua penderitaan kita pada Dzat yang telah memegang hidup kita. Dalam
lagu itu, itu tak terjadi. Dalam lirik lagu yang menggetarkan jiwa itu, bukan
Tuhan yang dijadikan landasan untuk mendengarkan apa yang sedang dia rasakan,
tapi ‘broken angel’.
Broken angel dalam lagu itu diartikan
sebagai bidadari yang terluka.Menurut kamus
online bahasa Inggris – Indonesia (http://kamusbahasainggris.com/), angel diartikan
:
Terjemahan dari Inggris
ke Indonesia:
angel : kb. 1 bidadari. 2 malaikat. a. of
death malaikat maut. 3 Sl.: penyokong keuangan. Who is the a. of this musical?
Siapa penyokong keuangan sandiwara? Be an a. and set the table for me Tolong
persiapkan meja (makan) untuk saya. a. food cake semacam kue.
Dalam bahasa Indonesia, dan juga
kepercayaan sebagian besar masyarakat Indonesia dan dunia, bidadari adalah
mahluk Tuhan yang digambarkan sebagai mahluk yang berkelamin perempuan,
sedangkan malaikat, tidak ditentukan berkelamin apa. Kalau kita perhatikan lagi
lirik dan video clipnya, lirik yang mengandung kata broken angel, dinyanyikan
oleh Helena yang berkelamin wanita. Ini rasanya menjadi janggal. Sebab, bila
broken angel diartikan sebagai bidadari yang terluka, maka gambarannya menjadi
terbalik. Arash yang digambarkan meninggal dalam video clipnya. Ini diperkuat dengan kenyataan bahwa lagu broken angel ini adalah sekuel dari lagu Pure Love yang juga mereka nyanyikan berdua. Dalam video clip Pure Love tersebut, diceritakan Arash meninggal dalam sebuah kecelakaan. Menurutku, adalah lebih tepatnya kalau pada lirik ini,
broken angel diartikan sebagai malaikat yang terluka, atau malaikat yang patah.
Dengan demikian terjemahannya akan berubah menjadi :
I'm so lonely, broken angel
Aku sangat kesepian, malaikat yang terluka (patah)
I'm so lonely, listen to my heart
Aku sangat kesepian, dengarkanlah hatiku
One and only, broken angel
Satu-satunya, malaikat yang terluka (patah)
Come and save me, before I fall apart
Datang dan selamatkanlah aku, sebelum aku hancur (terjatuh)
Coba perhatikan di sana. Sekali lagi
siapa yang diminta datang untuk menyelamatkan hidup, jiwa, raga dan cinta
Helena? Tak lain adalah broken angel, alias malaikat yang patah (terluka). Kalau
kita telaah lagi, siapakah malaikat yang patah (terluka) itu?
Saya takut kata broken angel di sini adalah kata yang disinonimkan
dengan kata fallen angel, alias malaikat yang terjatuh, alias lucifer. Ada kemiripan
antara ajaran Kristen dan Islam dalam hal ini. Dalam Kristen diajarkan bahwa
lucifer dahulunya adalah malaikat yang begitu taat. Tapi karena kesombongannya,
maka dia terusir dari taman eden tempat dimana malaikat berkumpul. Sejak saat
itulah, lucifer menjadi mahluk yang terkutuk dan menjadi simbol bagi perlawanan
terhadap Tuhan.
Dalam Islam, kita mengenal iblis
dahulunya adalah mahluk Tuhan yang taat juga. Karena kesombongannya saat
diminta untuk sujud menghormati nabi Adam As, maka iblis menjadi mahluk yang
terusir dari surga. Sejak saat itulah, iblis menjadi biang dari semua
penentangan terhadap Tuhan. Ajaran dua agama samawi ini punya kemiripan yang
nyaris sama dalam menceritakan siapa sebenarnya mahluk yang terusir itu. Malaikat
/ mahluk Tuhan yang taat mulanya.
Kembali lagi kita hubungkan
ajaran ini dengan lirik lagu itu.
One and only, broken angel
Satu-satunya, malaikat yang terluka (patah)
Come and save me, before I fall apart
Datang dan selamatkanlah aku, sebelum aku hancur (terjatuh)
Yang diminta untuk menyelamatkan
dirinya adalah sang broken angel itu. Kalau kita kaitkan lagi, kata broken
menjadi yang patah, atau yang terputus, maka sekali lagi akan didapati
pendekatan makna pada malaikat yang terputus dari rahmat Tuhannya karena telah
menentangNya. Jadi apakah lagu ini intinya meminta pertolongan pada mahluk yang
terlaknat itu? Kalau menurutku, besar kemungkinan hal itu ada dan bisa jadi.
lucifer, juga kerap kali digambarkan sebagai mahluk bersayap. (gambar dari sini)
Islam mengajarkan kita untuk
meminta pertolongan hanya pada satu Tuhan saja, ALLAH SWT. Tak ada yang lain. Apa
lagi meminta pertolongan pada mahluk seperti setan, jin dan iblis.Di sini dimita kedewasaan kita untuk berfikir
dan bertidak pada suatu hal yang ada. Jangan karena hal yang ada itu begitu
indah dan mempesona, akhirnya kita tidak memikirkan lagi apa yang ada
dibaliknya. Seperti berzina, korupsi, mabuk, semuanya indah, tapi apa yang ada
dibaliknya adalah hal yang yang menyedihkan.
Kalau kita bahas lagi mengenai
karya seni, kita mungkin masih ingat pada lagu Asereje yang dipopulerkan oleh
Las Ketchup. Lagunya juga indah dengan iringan irama yang rancak, tapi siapa
nyana kalau dibalik lagu itu ada maksud yang tersembunyi. Seperti juga lagu
Alejandro mili Lady Gaga. Kalau dilihat sepintas liriknya memang tidak ada masalah,
tapi kalau ditelaah lagi siapa sebenarnya yang dimaksud dalam lagu ini, sang
Alejandro, maka kemudian lagu inipun jadi masalah besar. Bagaimana dengan lagu
Broken Angel ini?
Disini yang berusaha aku
sampaikan adalah apa yang ada dalam pikiranku, bukan penghakiman. Aku ingin
berbagi isi pikiranku dengan kalian semua. Kalian bebas memutuskan untuk tetap
menyanyikan lagu broken angel setelah membaca artikel ini atau tidak lagi. Semua
terserah. Aku hanya ingin kita semua meminta pertolongan pada ALLAH semata, bukan yang lain. Bukankah setiap kita adalah pemimpin yang akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa y ang kita pimpin, termasuk seluruh anggota tubuh
kita sendiri?