Waktu liburan
kemarin, saat senggang aku bercerita pada ibu kalau beberapa saat yang lalu
salah satu unit towing perusahaanku dipercaya untuk membawa satu unit Lamborghini
dari Jakarta ke Surabaya. Mungkin ibuku tidak tahu apa itu mobil Lamborghini
dan tidak tahu betapa hebatnya mobil ini. Beliau baru bedecak kagum saat aku
menyebutkan nominal harga satu unit mobil itu. Harganya bisa sampai hitungan di
atas lima milyar! Sebelumnya, unit towing kami yang lain juga pernah dipercaya
untuk membawa mobil Ferrari yang harganya tidak kalah dengan satu unit
Lamborghini. Yang lebih mengagumkan lagi, ternyata pemilik Ferrari itu tidak
hanya punya satu unit mobil Ferrari di rumahnya. Dia punya dua sekaligus! Ibuku
berdecak kagum membayangkan betapa kayanya pemilik mobil mobil itu.
Sepanjang jalan
yang dilalui, tak jarang pengguna jalan lain yang rela mengimbangi kecepatan
unit towing kami hanya untuk mendapatkan foto mobil yang kami angkut itu
menggunakan kamera handphonenya. Sopir towing juga bercerita kalau saat dia
berhenti di sebuah mini market untuk membeli beberapa botol minuman, tiba tiba
hampir semua karyawan yang ada di sana, termasuk beberapa pengunjung
berhamburan keluar hanya untuk berfoto bersama mobil mewah itu. Serasa bawa
artis kata sopir perusahaan kami itu.
Tapi tak lama
berselang ibuku terlihat begitu kecewa saat aku bercerita lebih jauh tentang
mobil fantastis yang berlabel Ferrari itu. Apa pasal? Bukan karena kemudian ibu
sadar kalau anak kesayangannya ini tidak akan mampu membelikannya satu unit
mobil itu dalam waktu dekat. Bukan itu. Ibu kecewa karena dengan harga tinggi
itu, mobil tersebut hanya punya dua seat di setiap unitnya. Satu tempat duduk
untuk driver, satu lagi tempat duduk untuk orang yang duduk di sebelah
drivernya.
“Tidak ada
tempat duduk lain?” tanya ibuku berusaha meyakinkan.
“Tidak ada.” Tegasku.
“Lalu buat
apa?”
“Untuk gengsi
aja, bu.”
Ibu lebih
tidak berminat lagi pada mobil mewah itu saat aku menjelaskan kalau mobil yang
berlabel Ferrari itu kecil kemungkinan untuk bisa di bawa ke desa. Di jalan
jalan desa, biasanya banyak polisi tidur yang sengaja di pasang untuk
memperlambat laju kendaraan. Banyak debu juga di sana, banyak batu batu jalan
yang bisa menghalangi mobil ini untuk melaju dengan mulus. Ferrari memiliki
bentuk body yang ceper, yang mana itu artinya, jarak antara body mobil dan
tempanya melintas kurang dari 20cm. kalau mobil ini dipaksa melewati jalan
jalan yang penuh dengan polisi tidur dan batu batu lepas, itu akan berakibat
buruk untuk mobil itu sendiri.
“Lalu untuk
apa?” tanya ibuku penuh kecewa. Ibu berfikir untuk apa membeli barang barang
yang begitu mahal hanya untuk kebutuhan gengsi pribadi semata. Bukan itu yang
ibuku inginkan. Yang ibuku inginkan, mungkin juga seperti kebanyakan ibu ibu
kita yang lain, bukan gengsi yang harus kita beli. Sesuatu yang bisa dinikmati
bersama, sesuatu yang bisa di buat untuk kebahagiaan bersama, itulah yang beliau
inginkan.
Ibu lalu
bercerita kalau tetangga sebelah baru saja membeli mobil bekas yang bisa memuat
hampir semua anggota keluarganya. Mobil keluarga besar keluaran hampir sepuluh
tahun yang lalu. Harganya juga jauh sekali kalau di bandingkan dengan harga
satu unit Ferrari. Tapi yang seperti itulah yang ibu mau kalau seandainya suatu
saat nanti aku mampu untuk membeli satu unit mobil.
“Jadi jangan
pernah bawa artis itu kerumah ini, nak, walau itu artis muda yang mempesona. Janda
lama yang bisa membuat bahagia mungkin lebih bisa ibu terima di hati. Bukan duduk
berdua bersamamu dalam satu mobil mewah yang ibu mau, tapi ibu ingin pergi
bersama seluruh keluarga dalam satu mobil untuk menghabiskan satu hari yang
indah.” Mungkin rangkaian kata itu yang ingin ibuku ucapkan kalau dia bisa
sedikit berbahasa puitis.
Doakan saja
aku bu, semoga Tuhan memberikan jalan yang mudah untukku.
jadi inget ibu lagi kan, cerita ini memacuku untuk membahagiakan sang ibu jg :")
BalasHapussemoga suatu saat bisa bikin cerpen sebagus ini..
ayo terus semangat untuk membahagiakan orang tua kita. kalau masalah tulisan, terus nulis, pasti semakin kedepan akan semakin mantab....
HapusPikiran sang ibu sama persis dengan saya. Saya juga suka dgn mobil yg muat penumpang banyak. Biar bisa pergi sama2 dgn keluarga. Terasa kebersamaan dan keeratannya.
BalasHapusTapi lamborgini boleh lah kalau sdh punya mobil bermuatan penumpang banyak.
*mengkhayal...
apa beli mini bus aja sekalian ya bund? biar bisa nampung orang satu gang buat jalan jalan bareng... :D
Hapuskalau sudah punya lamborghini jangan lupakan daku bund, :))
wegegegegege....
BalasHapussaya maunya yang bisa untuk rame-rame sekeluarga...
lagian siapa juga yang mau ngasih Lamborghini ke saya... hihihihi
hari gini ngarep gratisan?
Hapuswaduh, apa kata dunia?
:))
pola pikir yang tua dan yang muda beda, yang highclas dan middle-low juga beda... tapi ..emang kang, saya walopun masih muda (#huekss) saya setuju ma ibunnda tercinta..bukan nilai gengsinya, tapi lebih ke fungsionalnya dan kebersamaan dalam kesahajaan :) malah saya pengen beli L300 aja biar muat dua keluarga sekalian kalo jalan2..hehe #aamiin
BalasHapusmanteb itu kang kalau kemana mana bareng keluarga pake L300 :)
Hapushihih kalo digabung gimana om..jadi beli limo hummer aja..kan bisa muat banyak dan mewah..:p
BalasHapusnah kalau itu malah ntar di anggap mau perang sama ibu....
Hapuswagagagagagaga.....
masya Allh...
BalasHapusdan.. bertanya-tanya kenapa tak ada kabar dari la-ranta ama fiksiQ, ternyata... la-ranta nya blm ku follow, waduh ma'af 2xxx nih! :D
bukannya kata bang ridwan la-rantanya udh deactive?
La-RanTa aku aktifkan kembali dengan beberapa pertimbangan dan dalam format yang berbeda. semoga bisa menikmati ....
HapusKeinginan seorang ibu itu selalu sederhana dibandingin cita-cita sang anak yang buaannyaaakkk banget, betul? :d
BalasHapustetapi dengan keinginan sederhana itu, beliau mungkin berharap pada sang anak setidaknya yang sederhana itu bisa diraih terlebih dahulu...
bener sekali sam. selalu begitulah hati seorang ibu... :)
HapusSubhanallah...
BalasHapusNangis aku bacanya kak..
Yah sebenarnya kemauan seorang ibu itu sederhana sekali.. tapi kenapa aku sulit sekali ngabulin kemauannya yg sederhana itu (。ʃ╭╮ƪ。)
Semoga saja suatu saat nanti aku bisa mengabulkan keinginan sederhananya itu dan menjadi anak yg berbakti. (˘ʃƪ˘)
Semoga kita semua bisa menjadi anak2 yg berbakti pada orangtua dan diberi kesempatan untuk mengabulkan keinginan mereka └ ( ̄  ̄└ )
amin untuk semua doa yang kamu tuliskan di sini. begitulah kita, kadang yang sederhana sulit untuk kita lakukan, tapi impian kita terlalu tinggi ke angkasa, yok mulai dari yang sederhana dulu....
Hapus