Banyak yang bertanya siapa
sebenarnya I-1, temanku yang berteman dengan peri itu. He or she? Cowok atau
cewek? Lalu siapa peri yang menjadi temannya? Bagaimana bentuknya? Bagaimana kisah
awalnya? Bukankah dalam Islam peri itu hanya jelmaan dari jin yang menyerupai
suatu bentuk? Begitu banyak pertanyaan. Begitu banyak yang ingin tahu tentang
dia, sosoknya dan kisahnya.
Tentang dia memang begitu banyak
yang bisa diceritakan. Kalian boleh saja percaya atau tidak, itu terserah
kalian. Kalian berhak berkata dia gila atau kerasukan, sudah tidak waras dan
harus bertaubat. Yah, apapun itu, bagaimana hidup kadang bukan tentang hanya
pilihan. Banyak, hidup itu komplit. Kadang kita tak bisa memilih. Pada tahap
ini, apakah ini yang disebut sebagai ujian?
I-1, temanku itu tak ingin
disebut siapa nama sebenarnya. Tak pula mempernenankan aku untuk menunjukkan
siapa dia sebenarnya. Dia hany a mengizinkan aku membagi kisah ajaibnya ini. Setelah
perdebatan panjang yang tak berkesudahan, bahkan tentang bagian mana yang boleh
dan tak boleh diceritakan.
Aku ingin semua bagian di
tuliskan di sini dengan gamblang. Awalnya dia menolak. Dia begitu takut untuk
dihakimi, takut untuk kembali pada masa lalunya yang di cap kafir (tapi dia
juga takut pada kenyataan kalau saat ini dia bukan lagi orang beriman). Hidup dalam
banyak ketakutan walau orang di sekelilingnya mengenalnya sebagai orang ‘normal’.
***
Hari itu adalah senin beberapa
hari saja sebelum puasa Ramadhan dimulai
lebih dari sepuluh tahun silam. I-1 ada dalam barisan upacara bendera yang diadakan
di sekolahnya. Saat itu dia masih seorang siswa lugu kelas dua sekolah
menengah atas.
Udara panas musim kemarau
memanggang setiap kepala. I-1 sebenarnya bukan siswa yang bertubuh lemah. Sejauh
dia bisa mengingat, dia tidak pernah jatuh pinsan dalam keadaan apapun. Hari itu,
dia merasa berbeda. Kepalanya berdenyut saat upacara tengah berlangsung. Ada rasa
gengsi yang menahan egonya untuk memanggil petugas PMR yang berbaris di bagian
belakang. Kejadiannya yang dia rasa di kepala itu tak berlangsung lama, hanya
sekejap saja. Sampai upacara selesai, tak ada apapun yang terjadi. I-1 tidak
menyadari bahwa itulah awal dari semua kejadian ini, awal pertemannya dengan
para peri, para raja, dan semua kejadian yang tak masuk akal yang dia alami.
Sakit kepala sejenak itulah yang
menjadikan dia berubah. Dia bukan kemudian dia yang sebelumnya lagi. Kejadian sejenak
yang membuatnya melarikan diri dari kenyataan hidupnya hingga lebih dari
sepuluh tahun lamanya.
i-1 baru tahu itu setelah dia
masuk kedalam kelas untuk pelajaran pertama. Pening kepalanya yang tadi dia
rasakan, dia rasakan lagi dalam kelas. Ringan mulanya, kemudian bertambah
berat. Kepalanya seakan berubah menjadi bentuk yang tidak dia kenali lagi. Dia
meraba rambutnya, mencoba mencengkramnya untuk mengurangi rasa sakit di
kepalanya itu, tapi tak ada hasil. Kepalanya makin berat, keseimbangannya makin
hilang, kesadaran mulai menjauhinya.
Sadar ada yang tidak normal pada
teman sebangkunya, Sukma yang duduk di sebelahnya menawarkan jasa untuk
memapahnya ke ruang UKS. I-1 tidak menolak.
***
Sampai di ruang UKS, I-1
merebahkan tubuhnya di salah satu kasur yang ada. Di kasur yang lain, berbaring
seorang siswi yang tidak dia kenal. Hanya seulas senyum yang menandakan keramah
tamahan yang mereka perlihatkan. Sebelum meninggalkan teman baiknya di sana,
Sukma memastikan kalau keadaan I-1 cukup kuat untuk ditinggal sendiri.
“Ada yang perlu aku siapkan?” tanyanya.
I-1 hanya menggeleng seraya tersenyum untuk memastikan dia baik-baik saja.
Sukma baru saja berlalu saat tiba
tiba i-1 merasa ada yang mendesak di dadanya. Dia sadar ada yang berubah dalam
dirinya. I-1 berusaha menahannya. Menahan energi aneh yang menembus kedalam
dadanya. Ada ketidak seimbangan aneh yang dia rasakan. Keringat dingin mulai
keluar lewat pori porinya. I-1 sekuat tenaga berusaha bertahan, dia berusaha
untuk tidak berteriak.
Tangannya kuat mencengkram sprai
yang ada di bawah tubuhnya. Sesaat kemudian dia mulai mengejang. Ada kekuatan
lain dalam tubuhnya yang tak mampu dia lawan. Nafasnya mulai tersengal. Ketika pertahanan
terakhirnya jebol, I-1 berteriak sekuat tenaganya!
Serasa membaca kisah misteri. Cara menuliskannya keren banget.
BalasHapusLanjutkan... !
siaap bund. ditunggu lanjutannya ya...
HapusWah, bisa bersambung panjna banget kayaknya. Coba kisahku ditulis ya, kabur dari seseorang soalnya sering kesurupan
BalasHapusayo mbak, ditulis. bakalan banyak yang baca... :)
Hapuswah keren..nungguin nih kisah kelanjutannya.. :)
BalasHapusmonggo di tunggu....
HapusBener2 belum paham sampai sejauh ini....
BalasHapusLha wong ini belum jauh kok Beh. Baru juga the beginning. Kita tunggu lanjutannya sambil ngopi yuk.
Hapusmaklumlah mbak, untuk urusan begini mendadak jadi lemot
Hapussemoga yang stelah ini bisa jadi paham... :D
HapusTrus langsung "berubah" gitu ya? Hihi.. Kayak cerita misteri.
BalasHapusEiya mas, itu cara baca nama tokohnya gimana si? Aku bingung :|
I-1
Hapusitu huruf 'i' dan angka satu
kalau dalam bahas inggris akan di baca 'aiwan'
:)
berinterksi -_-"
BalasHapusselamat menyimak...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya juga pernah mengalaminya kayaknya. Ada sesuatu yang mau keluar dari dada saya. Klo itu terjadi sepertinya ada yang mengalir di tubuh saya dan membuatnya jadi ringan. Wkwkwkwkwkwwk paling-paling saya cuma masuk angin
BalasHapus