Selasa, 15 Maret 2011

Joke of the day : ICE CREAM untuk Cucu Baruku

Keluarga ini sedang bergembira dengan kelahiran anak pertama mereka, seorang bayi perempuan yang imut sekali. Tapi, mereka sedang dipusingkan dengan penentuan nama yang akan di berikan kepada anak meraka yang baru satu jam dilahirkan. Sudah beberapa nama yang indah dan bermakna indah yang diusulkan. 
 Namun tak satupun dari nama nama itu yang diambil oleh mereka untuknya.

Di tengah tengah kebingungan itu, sang nenek tiba di rumah sakit dengan wajah yang berseri seri. Sang nenek langsung menimang cucu pertamanya itu dan melantunkan lagu lagu yang merdu.

“ Siapa namanya…., lucu sekali cucuku ini….” Tanya sang nenek di tengah kebahagiaannya.

“ Belum di kasi nama bu, “ jawab sang ayah yang berdiri tak jauh dari sang nenek.

“ Lo, emangnya kalian belum merencanakan nama sebelumnya….”

“ Belum bu ….” Jawab sang istri. “ Apa ibu punya saran untuk nama cucu ibu ….?”

“ Ah…, ada ada….” Jawab sang nenek bersemangat “ Ibu ini kan penggemar berat Ice Trisnawati. Gimana kalau anak kalian ini diberi nama mirip sama dia. Nama ini bagus lo, sering ibu lihat di tulis di toko toko makanan di pasar…”

Kedua suami istri itu mengeryitkan kening. Sambil memendam rasa penasaran, sang istri menjawab “ Siapa nama itu bu……”

“ ICE CREAM ( dieja dengan ejaan bahasa Indonesia seperti biasanya, tidak di baca eis krim, tapi tetap ice cream) bagaimana?” tanya sang nenek berapi api…..

Mendengar itu, semua yang ada di ruangan itu tak bisa menahan tawa, merekapun tertawa berjamaah…..

*** selamat tertawa….. 

sumber gambar : i loVe ice cream!!




READ MORE - Joke of the day : ICE CREAM untuk Cucu Baruku

Sabtu, 12 Maret 2011

Ide, Dimana Kamu Berada


Sudah sepuluh menit aku duduk di depan si lapie di dalam kamarku. Tapi belum ada satu paragrafpun yang tercipta. Sejak tadi, belum juga ada ide yang melintas di kepalaku walaupun aku sudah mencoba untuk berfikir, berhayal, berimajinasi sebisaku.

Tapi semua terasa buntu. Tidak ada ide, tidak ada tema, tidak ada gambaran sedikitpun tentang apa yang harus aku tulis di sini. Padahal dalam otakku ini, aku sudah berangan angan untuk menjadi penulis besar yang bisa menghasilkan karya fenomenal sekelas Gibran, atau setidaknya sebuah seri novel spektakuler sekelas Harry Potter-nya JK Rowling. Aku ingin itu. Setidak tidaknya, aku bisa menyamai Mira W atau Andrea Hirata dengan Laskar Pelanginya. Tapi mulai dari mana? Dari huruf apa? Aku tetap termangu.

Aku membayangkan otak seroang penulis sejati seperti O Solihin atau keluarga Asma Nadia. O Solihin sudah menelurkan berbagai macam tulisan dan buku buku yang mengispirasi banyak orang. Seperti Asma Nadia yang hanya perlu menulis sebuah cerita pendek berjudul Emak Ingin Naik haji saja sudah laku untuk di jadikan film layar lebar. Aku berfikir bagaimana otak mereka berkerja. Mungkin, di setiap sudut otak mereka ide bertebaran. Ide ide besembunyi di sana, tidur di sana, bahkan setiap saat menari dan bernyanyi di setiap relung otaknya. Sehingga setiap saat sang pemilik otak itu memerlukan ide untuk tulisan mereka, ide itu sendiri yang menawarkan diri untuk diwujudkan kedalam tulisan tulisan indah mereka.

Lalu aku bagiamana ya…..

Bagaimana memulai cerita dengan baik? dengan kata apa? Dengan pembukaan apa? Heh…., tidak ada sama sekali gambaran tentang itu.

“ Tulisan itu bebas, dia bebas sebebas bebasnya.” Kata seorang penulis kenamaan dalam bukunya tentang kiat menulis yang baik. Tapi mungkin itulah yang jadi masalah bagi aku. Ide dalam otakku ini, tulisan tulisanku ini juga tulisan bebas. Sebebas burung di angkasa, sehingga saking begitu bebasnya, semua itu beterbangan di angkasa tanpa bisa aku tangkap lagi….. TT

Tapi menyerah bukan tipeku. Aku tidak akan pernah menyerah untuk menulis, aku akan terus berusaha sampai aku bisa mewujudkan apa yang aku inginkan.

“ Bagus!” kata penulis handal itu, masih dalam bukunya yang sama. “Seorang penulis itu pantang menyerah, dia itu akan menulis, sampai kapanpun, sampai sebuah tulisan yang dia garap selesai dan bisa di baca sebagai satu kesatuan yang utuh. Tak perlu bagus, tak perlu panjang lebar untuk pemula. Hanya tulis saja apa yang ingin kamu tuliskan”

Bagus juga kata kata ini, cukup membantu aku untuk lebih bersemangat untuk menulis. Tapi menulis tanpa ide, apa jadinya? Menulis tanpa tahu apa yang harus di tulis bagaimana bisa untuk menulis? Aku menggeram geram sendrian.

“ Beralihlah dari tempat di mana kamu berada ketika kebuntuan menyerang otakmu. Sebenarnya pada saat itu, otakmu itu butuh ruang untuk menenangkan diri.” Tertulis begitu juga di buku itu selanjutnya. Nah ini ide yang cemerlang. Sepertinya memang aku harus keluar dari kamarku dulu, mungkin di luar kamar nanti, aku bisa menemukan ide-ide itu. Mungkin si ide sedang ingin bermain petak umpet denganku. Hmmmm…., harus aku temukan dia.

Aku melangkah keluar kamar. Ada adikku sedang nonton tv bersama ayah. Tapi tidak aku dapatkan si ide sedang duduk bersama ayah dan adikku nonton tv bersama. Aku mendensah, meneruskan perjalananku ke …., hmmmm, kemana enaknya? Kedapur saja. Mungkin dengan mengisi sedikit perutku ini, ide akan menghampiri otakku.

Kubuka kulkas, kulihat isinya, tapi tidak ada seonggok ide yang sedang nongkrong di sana. Tidak ada, ide tidak ada disana. Mungkin di dalam sana terlalu dingin buat si ide nongkrong. Kuraih sebotol minuman ringan, kuamati, munkin saja ide sendang berenang renang di dalam minuman di dalamnya. Kalau memang ada, akan aku tegak sampai habis biar si ide ikut ke dalam perutku. Tapi ide tidak ada disana. Ide tidak suka berenang di dalam minuman dingin juga rupanya.

Di rumah penulis, mungkin ide itu berada di mana saja. Di dalam kulkas, di lemari baju, di meja makan, di kebun belakang, di ruang tamu, bahkan mungkin di dalam kotak P3K. Begitu sang penulis membutuhkan ide, dia tinggal comot saja. Tinggal ambil ide mana yang dia inginkan untuk dia tuangkan di dalam tulisannya. Tapi mengapa ide tidak mau berdiam di rumahku ini? Aku mendesah.

Aku melangkah ke meja makan, dan si ide tidak sedang makan malam di sana. Rupanya di ide tidak sedang lapar malam ini. Aku buka tudung makanan, hanya ada tempe dan tahu yang tersenyum padaku. “ Kalian tahu di mana ide bersembunyi?” tanyaku pada mereka. Tapi mereka tidak bergeming. Mereka diam. Bahkan tadi yang kusangka mereka sedang tersenyum, sekarang tidak lagi, aku baru menyadari, kalau mungkin otakkulah yang mulai gila. Heh….

Malam semakin larut saja, aku semakin lelah rasanya. Sebelum aku masuk kekamar lagi dan berhadapan dengan si lapie yang menuntutku untuk mengetikkan sesuatu diatas lembaran MS Word yang terbuka dengan kursornya yang terus berkedip kedip, aku ingn duduk duduk dulu saja di sini. Membuka buka majalah lama mungkin bisa jadi jalan bagiku untuk menemukan di mana ide itu berada. Atau mungkin si ide sudah memasang iklan di salah satu halamannya, untuk mengabarkan di mana dia berada.

***

Tok tok tok…..
Ada ketukan di pintu depan.

“ ada tamu sepertinya, coba lihat siapa yang datang.” Kata ayah padaku.

Aku bangkit dari tempat dudukku menuju ruang depan. Begitu pintu di buka, nampak seorang dengan pakaian yang rapi berdiri di depan pintu. Aneh, kenapa ada tamu dengan pakaian kantor hampir tengah malam seperti ini?

“ permisi” katanya.

“ ya,” jawabku. “ ada yang bisa saya bantu?”

“ apa benar ini rumah bapak Author?” aku sedikit kaget. Itu namaku. Ada apa orang ini mencariku hampir tengah malam begini.

“ ya benar, ada apa ya….” Tanyaku penasaran.

“ pak Author ada dirumah malam ini?” tanyanya lembut.

“ ya, saya sendiri” jawabku setengah mengambang.

“ wah kebetulan sekali. Perkenalkan, nama saya ide” aku tersentak. Tak percaya dengan apa yang dia ucapkan. Salahkah apa yang aku dengar barusan?

“ maaf, siapa …?” tanyaku untuk menghilangkan keraguan.

“ saya ide pak, bukankah bapak sedang mencari saya akhir akhir ini?” aku mengangguk hampir tak percaya dengan apa yang sedang terjadi di depanku. Benarkah ini wujud dari si ide itu?

“ be,,….. benar….” Jawabku tergagap.

“ tenang pak, saya datang ke sini hanya mau menyerahkan cetakan pertama dari karya pertama bapak…….” Bla bla bla…..Si ide itu kemudian berbicara lebih panjang lagi. Tapi aku tidak mendengar apa yang sedang dia jelaskan. Aku lebih direpotkan untuk mencari pengertian dari apa yang sebenarnya terjadi. Apa ini nyata? Apa memang ada ide yang berwujud seperti ini? Apa ide bisa hadir dalam bentuk seorang manusia? Aku menggeleng geleng mengusir pusing yang tiba tiba menyergap keningku.

Si ide menyerahkan sebuah buku ber-cover hitam kearahku. Di halaman sampulnya, tertulis sebuah judul yang di cetak dengan warna emas diatas latar hitam. Benar benar sebuah desain yang mengagumkan. Dan yang lebih mencengangkan lagi, tertulis jelas di sana namaku sebagai pengarangnya.

“ ini adalah buku pertama bapak yang tadi saya ceritakan. File aslinya pasti masih ada di laptop bapak bukan?”

File asli? Laptop?

Aku langsung berlari kekamar. Memeriksa lapieku yang masih terbuka dengan kursor yang berkedip kedip. Tapi halamannya sekarang tidak lagi kosong, tapi penuh dengan deretan kata kata membantuk sebuah cerita. Ini tulisanku? Ini buku pertamaku? Wah….., betapa mengagumkannya!

Aku segera kembali keruang tamu. Tadi aku tinggalkan si ide di sana. Tapi, kemana dia? Kenapa pergi tanpa berpamitan padaku? Bukankah pembicaraan kami belum selesai?

Aku segera berlari ke dalamkamarku lagi. Aku ingin segera membaca apa yang sudah aku tulis di lapie-ku. Benarkah itu benar benar tulisanku?

Tapi alangkah terkejutnya aku ketika aku dapati adikku sendang nongkrong di depan lapieku. Tangannya menekan nekan keyboard lapieku. Astaga……!!! Aku menjerit menyadari apa yang sudah terjadi. Adikku sudah menambahkan huruf huruf secara acak di antara tulisan tulisan yang sudah aku buat. Dia rupanya sudah menekan tombol delete berkali kali, menekan backspace berkali kali juga. Yang ada sekarang, tulisan itu sudah tidak dapat di baca secara utuh lagi.

Aku mengeram marah sekali. Tulisan pertamaku yang berharga ini sudah di rusak oleh anak kecil tidak tahu malu ini. Aku berusaha meraih adikku, anak kecil ini perlu di beri pelajaran…!!!!

Sebuah guncangan mengguncang bahuku keras keras membuat aku membuka mataku dan bangun dari tidurku. Ah…., rupanya aku sudah tertidur waktu membaca majalah tadi.

“ mimpi apa kamu?” tanya ayahku. Beliau memegang bahuku erat erat. Butuh waktu beberapa menit untukku untuk mengumpulkan kesadaranku lagi. Dengan desahan kecil aku berusaha duduk di kursi dengan posisi yang benar.

Mimpi rupanya. Cukup mengagetkan dan sekaligus mengecewakan sewaktu aku sadari kalau halaman MS Word di lapieku masih putih bersih…..

Ide, di manakah kamu berada….
READ MORE - Ide, Dimana Kamu Berada

Kamis, 10 Maret 2011

Jatim Park 2 dan BNS ( Batu Night Spectacular)

Hari sabtu, 5 Maret 2011 kemarin, penulis berlibur bersama karyawan salah satu perusahaan yang berkantor di jalan Untung Suropati Surabaya. Perjalan yang semula di perkirakan selambat lambatnya di tempuh selama 3 jam, molor menjadi 5 jam lamanya.

Tepat pukul 13.30 menit ketika kami sampai di Jatim Park 2, Batu, Malang. Setelah membeli karcis secara kolektif dan berfoto bersama di depan pintu masuk, perjanan panjang yang menyenangkanpun kami lalui. Berbagai hewan yang lucu di tambah pemandangan alam yang mengagumkan bisa dinikmati disini.
Lebih banyak gambar dapat dilihat dilihat di…..

Menjelang malam, kami beralih dari Jatim Park 2 ke BNS ( Batu Night Spectacular). Hujan yang turun cukup deras tidak menjadi penghalang kami untuk melanjutkan perjalan dengan jalan kaki ke BNS. Tapi apa yang bisa kami nikmati di sana mampu membayar rasa lelah dan kedinginan dalam perjalanan tadi.

Lewat pukul 20.00 malam BNS menyajikan pertunjukan yang spektakuler. Dengan api buatan di atas panggung dan tata lampu yang mengagumkan membuat malam itu sungguh berwarna. Ditambah dentuman musik yang menyentak nyentak jiwa muda kami, dan tarian dari air yang disemprotkan ke atas membuat malam itu semakin spektakuler.

Bila biasanya lagu dan tata panggung serta lighting seperti ini di ikuti dengan tarian dari para penari, kali ini semprotan air yang meliuk liuk ke udaralah yang menggantikannya. Sungguh jadi malam yang spektakuler. Air yang di semprotkan meliuk liuk keatas, membiaskan cahaya yang beraneka warna sehingga membuat efek seperti tarian cahaya yang meliuk liuk. Perhatikan keindahannya dalam rekaman video yang penulis ambil dari kamera hape berkelas vga ini.

Di akhir pertunjukan, ditampilkan sebuah video di sebuah layar yang di klaim sebagai layar terpanjang yang pernah ada. Layar ini di tempatkan tepat diatas tempat duduk para pengunjung yang menikmatinya sambil makan makan.

Bila ada kesempatan untuk berlibur, Jatim Park 2 di siang hari dan BNS di malam harinya bisa menjadi pertimbangan teman teman.

READ MORE - Jatim Park 2 dan BNS ( Batu Night Spectacular)

Rabu, 09 Maret 2011

Tipe Teman Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, dan haram, siapa saja mereka?


Teman teman di sekitar kita sebenarnya dapat di golongkan seperti penggolongan hukum dalam agama. Ada teman yang “wajib”, ada yang “sunnah”, ada teman yang “mubah”, ada yang “makruh” bahkan ada teman yang “haram”.

Tapi, tunggu dulu, sebelum membaca lebih jauh lagi, sebelum berfikir diluar jalur pikiran penulis, perlu di ketahui dulu bahwa pengistilahan wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram di sini hanya sekedar meminjam istilah saja. Bukan dengan maksud mengadakan hukum itu secara mutlak kepada teman teman di sekitar kita. Maka itu, penulis memberikan tanda petik untuk mengapit nama hukum-hukum itu. Karena memang, tidak ada yang benar benar teman yang wajib, yang sunnah, yang makruh, yang mubah, dan yang haram. Semua hanya pengandaian saja. Jadi, selamat membaca dan menikmati alam pikiran penulis yang terkadang nyeleneh ini....…



Teman yang “Wajib”.

Tipe teman yang pertama di ibaratkan seperti teman yang “wajib” adanya. Kata iklan, gak ada lo gak rame!

Teman yang seperti ini bukan hanya harus baik. Tapi lebih dari itu, teman tipe ini adalah mereka yang selalu di nantikan kehadirannya di manapun. Dia dibutuhkan bukan karena pembawaanya yang selalu menghibur, tetapi juga bisa mengubah setidaknya rasa jemu menjadi lebih menyenangkan. Teman tipe ini bisa di jadikan sandaran saat kita membutuhkan bantuan. Kita akan berusaha mencarinya saat kita membutuhkan atau dia tidak ada di sekitar kita.

Teman tipe ini bisa dibaratkan sebagai penjual minyak wangi atau sang juara kelas yang santun. Teman tipe ini, secara tidak langsung akan mempengaruhi kita untuk menjadi lebih baik. Atau setidaknya, kita bisa dianggap lebih baik oleh orang orang di sekitar kita bila kita dekat dengan tipe teman yang “wajib” ini.



Teman yang “Sunnah”.

Teman tipe “sunnah” ini adalah teman yang keberadaannya sebenarnya tidak begitu penting dalam kehidupan kita. Tapi kehadirannya di sekitar kita akan membawa dampak yang lebih baik buat kita dan orang orang di sekitarnya. Teman tipe ini adalah tipe teman pelengkap kebahagiaan. Tapi ketidakadaanya di sekitar kita tidak akan mempengaruhi kebahagiaan itu sendiri. Dia ada untuk membuat kebahagiaan kita kian terasa. Dia ada, untuk membuat dunia di sekitarnya lebih berwarna. Bila kia punya banyak teman tipe ini dalam hidup kita, kemungkinan besar hidup ini akan terasa makin indah. Maka itu, selain kita harus memiliki teman yang “wajib”, kita harus mencari juga teman yang “sunnah” ini sebanyak mungkin. Karena teman tipe ini memang lebih mudah di temukan daripada teman yang bertipe “wajib”.

Teman yang “Mubah”

Teman yang “Mubah” adalah teman yang keberadaannya atau ketidak adaannya di sekitar kita bernilai sama. Teman tipe ini adalah teman yang kita butuhkan karena kita hanya butuh berteman saja. Kita hanya tau dia dan dia tau tentang kita. Itu saja, dia tidak membawa kebahagiaan atau meninggalkan kesedihan buat kita. Teman yang baru kita kenal bisa di masukkan tipe yang satu ini. Bisa dikatakan setiap teman yang masuk dalam kehidupan kita, awalnya adalah teman jenis ini. Sehingga nantinya, sesuai berjalannya waktu, teman dari tipe ini akan bermetamorfosis menjadi tipe yang lain, atau tetap saja di dalam tipe “mubah” ini selamanya.


Teman yang “Makruh”

Teman yang makruh adalah teman yang keberadaanya tidak kita harapkan. Teman tipe ini bisa kita terima keberadaannya di sekitar kita. Tapi ketidakadaannya akan membuat kita merasa lebih baik. Bila dia ada di sekitar kita, setidaknya kita masih bisa menikmati kehidupan, tetapi terlalu dekat dengannya bisa mendatangkan cibiran dan hal negatif bagi kita. Ingat jengkol dan rokok bukan? Teman tipe ini bisa diibaratkan seperti rokok atau jengkol itu sendiri. Keduanya juga mempunyai hukum makruh, yang diartikan “boleh, tapi lebih baik ditinggalkan”. Teman tipe ini mungkin saja tidak berusaha membawa kita pada keburukan, tapi efek “bau” yang ditebarkan membuat kita bisa dijauhi orang lain. 


Teman yang “Haram”

Tipe teman yang terakhir ini adalah tipe teman yang sangat di anjurkan untuk dihindari. Teman yang bertipe “haram” adalah tipe teman yang mana kita akan merasa bahagia bila dia tidak ada di sekitar kita. Dan sebaliknya, bila dia ada di sekitar kita kita akan merasa sangat terganggu. Teman tipe ini bisa dikatakan sangat parah pengaruhnya dalam hidup kita. Teman yang wajib di jauhi, teman yang menjadi penyebab tidak beresnya kehidupan kita. Tapi teman seperti ini bisa hadir dalam penampilan yang menyenangkan dan tawaran yang menggiurkan. Tetapi dia menusuk dari belakang.

Teman seperti ini adalah seperti pecandu narkoba yang datang pada kita untuk menawarkan bantuan. Tapi ketika kita sadar dan menyesali apa yang terjadi, semua sudah bergitu terlambat. Dia mencari teman untuk masuk dalam kelamnya dunianya.


Itulah tadi lima tipe teman yang bisa kita jumpai dalam kehidupan kita. Coba perhatikan, kemungkinan besar orang orang di sekeliling kita bisa di golongkan kedalam golongan golongan ini. Ada teman “wajib”, “sunnah”, “mubah”, “makruh” dan “haram” dilingkungan rumah kita. Begitu juga teman teman di kantor kita, bisa juga digolongkan dalam golongan golongan ini.

Tapi ada satu hal yang lebih penting dari penggolongan penggolongan teman teman itu. Hal itu adalah pertanyaan balik pada diri kita sendiri. Bagi orang orang di sekeliling kita, kita ini sebenarnya masuk golongan yang mana? Yang “wajib”, “sunnah”, “mubah”, “makruh” atau “haram”kah? Sangat penting bagi kita untuk bisa mengetahui hal ini. Sangat penting bagi kita untuk mengoreksi diri kita sendiri sebelum berpusing pusing ria menggolong golongkan teman teman di sekeliling kita ke dalam golongan golongan itu. Sebisa mungkin, mari menjadi teman yang “wajib” untuk semua orang, di manapun kita berada.

Tapi dari golongan yang manapun teman kita itu berasal, tidak akan terjadi masalah besar bila kita bisa menerima teman kita apa adanya. Seorang teman yang baik tidak akan mengubah temannya dengan cara yang ekstrim. Bila kita memang ingin mengubah teman kita ke arah yang lebih baik, maka perbaikilah diri kita sendiri. Jadikan diri kita ini contoh dan inspirasi bagi perubahan orang lain kearah yang lebih baik. kecuali untuk teman dari golongan teman yang “haram”. Sangat berhati hatilah ketika kita mau berteman dekat dengan tipe ini. Berhati hatilah karena mereka terkadang datang pada kita dengan topeng yang baik, tampil dengan tempilan yang baik baik namun dengan pisau belati yang siap menikam dengan lembut.


Sahabat

Nah lo, apa lagi ini? kenapa ada pembahasan tentang ‘sahabat’ di sini. Bukankah hukum seperti itu cuma ada lima? Wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Lalu sahabat masuk yang mana?

Sahabat itu sebenarnya adalah bentuk hiperbola dari teman yang masuk dalam golongan “wajib”. Ya! Seorang sahabat lebih dari itu.

Seorang teman yang “wajib” membuat kita bahagia karena kebaradaanya. Tapi seorang sahabat mampu membuat kita bahagia dengan kehadiarannya, dan bahkan seorang sahabat bisa membuat kita bahagia hanya dengan mengingatnya saja. Dia mampu memberikan kita warna hari yang berbeda hanya dengan menyebut dan mengingat namanya. Sahabat itu tidak pernah menjadi sinar matahari dalam kehidupan kita. Tapi lebih dari itu, sahabat itu bagaikan kedua lengan kita.

Dia ada, kapanpun untuk kita. Saat kita menangis, dia ada untuk menghapus air mata kita. Saat kita terawa, dia ada untuk menutupi mulut kita dari lalat yang jahil. Saat kita merasa kesakitan, dia ada untuk berbagi rasa sakit itu. Saat kita jadi sang juara, dia akan ada buat kita untuk mengangkat tinggi tinggi piala kita dan menunjukkan pada dunia, betapa bangganya dia pada kita. Betapa indahnya dia, betapa berharganya dia bagi jiwa kita.

Sahabat adalah dia, yang mampu menampung segala curahan hati kita tanpa harus bocor ke hati yang tidak seharusnya tahu. Sahabat mampu berkata tidak untuk setiap hal bodoh yang akan kita lakukan. Sahabat mampu mendampingi kita melewati hari tanpa makan disaat kantong kita dan dia sama sama tidak lagi berisi.

Bukan sahabat dia yang selalu berkata ‘ya’ untuk setiap hal yang kita lakukan. Dia bukan yes man yang selalu menyetujui keputusan kita. Bukan sahabat yang bisanya selalu ikut apa yang kita mau. Sahabat adalah tempat berbagi, tempat mencari rasa aman, tempat mengadu, tempat di mana kita bisa bersandar saat kita menangis.

Dan taukah teman teman siapa sesungguhnya yang bisa kita jadikan sahabat sejati itu? Kalau teman teman mau, jadikanlah Muhammad bin Abdullah sebagai sahabat baik teman teman semua. Jadikan Beliau sebagai teman yang selalu kita ingat saat kita sedih, sebut namanya saat kita merasa gundah. Kirimkan sholawat salam kepadanya saat kita duduk, saat kita berbaring, saat kita berjalan, bahkan saat kita sendiri ataupun saat di tempat yang hingar bingar. Jadikan namanya pembuat damai di hati kita. Jadikan beliau sahabat. Dimana walaupun beliau tidak ada di sekitar kita, tapi beliau hidup di hati kita, memberikan kita kebahagiaan walau hanya dengan menyebut namanya.



Sahabat terbaik.

Dan inilah yang berada di puncak urutannya. Kalau sahabat sudah lebih tinggi tingkatannya dari teman yang “wajib” maka inilah sahabat yang tak akan pernah ada tandingannya. Dia adalah tempat mangadu yang tak pernah meminta kita untuk mendengar keluh kesahNya. Dia adalah tempat meminta pertolongan tanpa pernah meminta kita untuk menolongNya.

Dia ada jauh lebih dekat dengan urat nadi kita. Dia mengerti kita lebih dari kita mengerti diri kita sendiri. Dia bisa memaafkan kita, sebanyak apapun kesalahan kita bila kita mau menyadari dan meminta maaf. Dia bisa menerima penghianatan kita saat kita menjadikan yang lain sebagai sahabat kita. Dia mau menerima kita kembali, kapanpun kita kembali. Dia, sebaik baiknya pendengar, sebaik baiknya tempat meminta petunjuk, sebaik baik tempat untuk bersandar saat kita rapuh.

Dia, sahabat terbaik kita itu adalah TUHAN, Dia adalah ALLAH. Yang mengasihi dengan Rahman dan Rahimnya pada setiap mahluknya. Entah mahluknya itu taat atau pembangkang. Dia tempat kembali semuanya. Dia, yang mempu memafkan dan menerima siapa saja, tak perduli sebanyak apapun kesalahan kita. Teman teman, sudahkah kita menyadari itu………
READ MORE - Tipe Teman Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, dan haram, siapa saja mereka?

Selasa, 08 Maret 2011

I Need A Friend

Sebuah puisi untuk mereka yang merindukan sahabat sejati......





Aku butuh seorang sahabat
Aku butuh seroang sahabat yang bisa kupercaya
Seorang sahabat tempat aku bisa bercerita tentang segalanya

Aku butuh seorang sahabat
Aku butuh seorang sahabat untuk membantuku
Seorang sahabat yang akan membantuku melewati saat2 terburuk

Aku butuh seorang sahabat
Aku butuh seorang sahabat untuk menangis bersama
Diatas segala hal2 bodoh

Aku butuh seorang sahabat
Sahabat terbaik
Untuk tinggal bersamaku sampai akhir
Sahabat terbaik
Untuk tinggal bersamaku sampai saat paling akhir
.......


versi Fb dapat di lihat di 
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1292031359250&set=a.1057465095240.8312.1784256847


ket :
puisi ini aku dapat dari sebuah gambar yang tidak tercantum nama pengarangnya. isi puisi tidak berubah, background sudah diubah
READ MORE - I Need A Friend

Minggu, 06 Maret 2011

Arti Kemasan Mie Ayam Jamur Bagiku

“Sudah bu, berapa?” Tanyaku pada ibu pemilik warung.

” apa saja tadi?” Tanyanya, ramah sekali.

“ es teh dua gelas….” Jawabku,

“ empat ribu….” Celetuknya,

“ mie ayam jamur dua porsi. “

“ empat belas ribu, ada lagi?”

“ sudah itu saja bu…”

“ empat sama empat belas, delapan belas semuanya. “ jawab ibu itu. Keramahan belum juga hilang dari wajah dan dari bahasa tubuhnya. Senyuman yang menghiasi wajahnya tempak begitu diusahakan untuk terlihat setulus mungkin.

Kusodorkan dua lembar uang puluhan ribu rupiah kepadanya.

“ gak ajak pacarnya kesini….” Tanyanya beramah tamah. Ditanya seperti itu jujur sempat membuat aku sedikit terkejut. Sempat berfikir sejenak apakah aku memang sudah kenal sama ibu ini sebelumnya. Tapi rasanya tidak. Kecuali beberapa kali saja aku datang ke sini, dan itupun hanya untuk menikmati mie ayam jamurnya. Dia tidak banyak tau tentang aku, tentunya. Tapi kenapa ya dia terlihat sudah cukup dekat denganku?

“ ah, belum punya pacar kok bu, masih singgle ne saya…. “ jawabku dengan nada yang sedikit canggung, tapi dengan senyuman yang tiba tiba saja mengembang di sudut bibirku.

“ masak belum punya pacar,” godanya.

Aku nyengir lebih lebar lagi mendengar bagaimana cara dia mengucapkan kata kata itu. Sangat terasa kalau dia sedang berusaha terlihat ramah di depanku. Ada senyuman yang selalu tersungging di sudut bibirnya. “ cariin bu…” kataku tiba tiba, sambil nyengir kuda lebih lebar lagi di depannya.

“ mau emangnya…..”

Aku merasa semakin ada kedekatan yang unik diantara kami. Yang tercipta secara instan tapi menyenangkan. Kedekatan yang aneh.

Sesaat kemudian, bu pemilik warung itu menyodorkan kembaliannya, aku sadar kalau ini waktunya buatku untuk pergi.

“ makasih bu,”

“ sama sama….” Jawabnya.


***

Banyak motivasi kita melakukan sesuatu. Walaupun yang dikerjakan adalah hal yang sama, tapi belum tentu setiap orang yang berbuat sesuatu yang sama itu memiliki motivasi dan tujuan yang sama. Seperti halnya apa yang dilakukan oleh aku dan ibu pemilik warung mie ayam jamur itu. Dia tersenyum, sama seperti aku yang juga tersenyum di depannya. Tapi, harus aku sadari kalau tujuan kami tersenyum itu sangatlah berbeda.

Ibu pemilik warung itu tersenyum karena dia ingin menciptakan kedekatan antara aku sebagai pembeli diwarungnya dan dia sebagai pemilik warung. Harapannya tidak lain adalah agar aku tidak hanya menikmati lezatnya mie ayam jamur buatannya. Tapi lebih dari itu, dia berharap, dengan keramahtamahan yang dia ciptakan, dengan modal senyuman tulus di sudut bibirnya, aku akan bersedia kembali lagi kewarungnya lain waktu.

Ibu pemilik warung itu mungkin tidak pernah tau apa itu teori-teori perdagangan, bagaimana cara mencari pelanggan dengan cara cara yang tepat, atau dia mungkin tidak pernah tahu bahwa rahasia kelezatan mie ayamnya bukan cuma terletak pada racikan bumbu yang dia masukkan ke dalam semanggkuk mie ayamnya. Tapi ibu itu menyadari, bahwa keramah tamahannya akan menarik pengunjungnya untuk berkunjung kembali.

Teman teman, pernahkah kita sendiri menyadari, bahwa pada saat kita makan, seluruh indra di tubuh kita ini ikut menikmati lezatnya makanan itu? Mata kita menikmati bagaimana cara penyajian satu menu makanan itu di hidangkan. Hidung kita menikmati bau bauan yang di keluarkan oleh makanan itu, begitu juga indra peraba kita akan ikut merasakan apa saja yang bisa di sentuh. Sendok, media saji, dan lain yang bisa kita pegang, sadar atau tidak, akan memberikan persepsinya sendiri terhadap kelezatan makanan yang sendang kita hadapi. Ini yang bisa menjelaskan mengapa orang orang Jawa banyak yang suka makan lalapan dengan cara pulu’an (makan menggunakan tangan secara langsung, tanpa alat bantu seperti sendok dan sebagainya.)

Lalu di mana fungsi telinga? Nah itulah yang sebenarnya sedang dilakukan oleh ibu pemilik warung itu. Dia sedang membantu bangaimana kita menikmati makanan kita lewat indra pendengaran kita itu. Dengan kata kata yang ramah, dengan kata terimakasih yang tulus, akan ada kesan yang lebih mendalam pada makanan yang telah kita makan.

Seperti itu pula teknik yang dilakukan oleh minimarket minimarket yang sekarang banyak tesebar di pelosok negeri ini. Sadarkah kita bahwa ucapan selamat datang yang di serukan oleh pramuniaganya adalah usaha bagaimana indra pendengaran kita bisa menikmati indahnya berbelanja di minimarket tersebut. Di tambah alunan lagu lagu populer yang diputar membantu kita betah berlama lama di dalam minimarket tersebut. Dan efeknya, sebagaimana di harapkan pemilik minimarket tersebut, kita akan terlena untuk datang lagi, dan membeli lebih banyak lagi.

Teman teman, begitu banyak kemasan yang sering kita lihat. Kalau mau jujur, mungkin kita akan bilang kalau makanan di warung itu lebih mantab rasanya daripada di restoran cepat saji yang sering kita datangi. Tapi mengapa kita masih lebih sering makan di restoran cepat saji dari pada makan di warung lain yang bumbunya lebih mantab? Jawabannya adalah di samping membeli makanan untuk mengisi perut kita, kita juga membeli kemasan dan gengsi di restoran restoran cepat saji itu. Masalahnya, akankah kita mau jujur pada diri sendiri?

Begitu juga pada banyak hal lain dalam kehidupan kita. Termasuk mengapa kita memilih baju ini dan memilih menikmati lagu itu daripada baju dan lagu yang lain. Hal itu kemungkinan besar juga kerena kita melihat bagaimana sesuatu itu di kemas.

Teman teman, kalau ingin sesuatu yang kita usahakan bisa berhasil dan dapat diterima orang lain dengan baik, maka bungkuslah apa yang kita tawarkan itu dengan kemasan yang baik. kemasan yang baik akan memberikan kesan pertama yang baik, dan itu berarti, kita sudah menang satu langkah. Selanjutnya, tetap, jangan lupakan isinya. Kemasan yang berkualitas bagimanapun harus juga di ikuti dengan kualitas isi yang tinggi pula.

Coba kita sempatkan membuat kue yang sama dengan bentuk yang berbeda. Kemudian minta kepada teman kita untuk memilih kue yang mereka suka tanpa harus menyentuhnya. Hampir di pastikan mereka akan memilih kue dengan bentuk yang menyenangkan daripada kue dengan bentuk yang biasa saja walaupun kita sudah mati matian menjelaskan bahwa rasa kedua kue itu benar benar sama. Kalau bingung mengapa itu terjadi, sepertinya anda harus membaca artikel ini sekali lagi…..

Salam hangat.. ..

sumber gambar 
READ MORE - Arti Kemasan Mie Ayam Jamur Bagiku