Ternyata berkomitmen itu bukan suatu hal yang mudah. Buktinya sekrang aku tidak bisa memegang dengan teguh apa yang pernah aku ucapkan dan ingin aku kerjakan. Masih baru saja bulan lalu aku membuat postingan yang berjudul “Setelah Sekian Bulan Lamanya” di La-Ramta, tapi sekarang rasanya aku tidak bisa memenuhi apa yang ingin aku capai. Apa lagi, kalau ingat apa yang pernah aku sampaikan pada posting yang berjudul “La-RanTa is back”. Apa yang terjadi sekarang rasanya jauh dari yang aku tulis di sana.
Dulu aku berkomitmen untuk menulis setiap hari, setiap ada kesempatan, tapi nyatanya sekarang, jangankan menulis sesuatu yang lebih serius, blog ini dan blog Fiksiku saja sudah lama terlantar. Ada komitmen pada diri sendiri dulu untuk meluangkan waktu setidaknya dua jam perhari untuk menulis. Sekarang itu semua tinggal janji yang terucapkan. Ada beberapa janji lain yang belum juga bisa aku tuntaskan. Aku minta maaf untuk hal ini pada kalian yang pernah aku janjikan suatu hal.
Aku ingin memberikan alasan yang mungkin bisa aku sampaikan, tapi aku yakin, yang kalian butuhkan, bukan sekedar alasan, bukan? Janji dan komitmen yang pernah aku ucapkan butuh realisasi yang nyata, bukan sekedar alasan. Aku tahu.
Kejadian yang terjadi di dunia nyata membutuhkan begitu banyak perhatian ekstra akhir akhir ini. Tentang pekerjaan, keluarga (walau masih singgle), orang orang di sekelilingku, semua meminta hal yang lebih dari yang biasa aku kerjakan. Banyak urusan urusan ‘baru’ yang muncul silih berganti. Satu hal selesai, satu datang tak jauh setelahnya. Aku bahkan tak punya waktu untuk mengurusi gigiku sendiri yang sudah waktunya untuk bertemu dengan dokter spesialisnya. Aku tak ingin mengeluh, hanya ingin menjalanis semua apa adanya hingga akhir. Untuk kalian yang sedang menunggu komitmen dariku, apapun bentuknya itu, aku mohon maaf sekali lagi, dan lagi, atas kelemahanku sebagai seorang manusia biasa. Semoga kalian bisa mengerti…
sumber gambar dari sini
Aku nih salah satu yang menunggu komitmen dari mas Ridwan. Hiks. #lap air mata
BalasHapusCuma bisa mendoakan semoga situasi dan kondisi kembali memungkinkan. Andai tak bisa kembali seperti dulu, setidaknya bisa mewujudkan apa2 yang menjadi cita-cita.
Ke dokter gigi sempatkanlah mas. Kuatir merembet kemana2. Sakit gigi seperti yg mas Ridwan alami itu bikin kepala jadi sering pusing. Sayangi dirimu sendiri. Kerjaan ga akan ada habisnya. Luangkan waktu bbrp saat utk urusan gigi itu. Aku aja yg "mengikuti" derita sakit gigimu ikut ngilu rasanya. :D :D
Jauh-jauh hari sudah nyangka bakal begini... gak kaget kok bahkan sudah memaafkan sebelum posting ini muncul
BalasHapusLebay... :p
Hapushahaha..mang kejem komen yang diatas saya tuh #piss kang insan :)
BalasHapusaniwei, woles aja kang ridwan, biar bagaimanapun, the real life is out there... tap tolong y, postingngannya yang ini diedit, kata2 "masih singgle: di BOLD ya...*ngumpet ah
sama, Mas. Bidang pekerjaan saya yang baru, memaksa saya untuk berakrab ria dengan angka, berpaling sejenak dari mengolah kata membuat blog saya yang yang sederhana dan serba seadanya sedikit merana.
BalasHapusMas Mr, ayo kembali menulis, meluangkan waktu untuk mmenumpahkan semua idemu yang brilian.... Komitmen bisa dibangun lagi dari sekarang... Hehehey...
BalasHapuslebih bagus mengatakan di awal daripada mengatakan sanggup berkomitmen namun tdak menepati janjinya.
BalasHapussebelum berkomitmen sebaiknya harus punya motivasi sebagai alasan mengapa kita harus berkotmitmen
BalasHapusEmg sulit berkomitmen pada satu hal, sob! Itu juga yg gue alami! Tetep smangat aja ... ;-)
BalasHapus